Kamis, 07 September 2017

My ivf journey part 3 #konsultasi perdana

Tgl 6 Mei 2017
Hari ini hari ke-6 mentruasi, yang bagusnya si hari kedua menstruasi tapi aku telat daftar.  Aku dan suami mengunjungi klinik morula Bic yang terletak di menteng. Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk perjalanan dari rumah menuju klinik bic, sekitar jam 11 siang kami sudah sampe di klinik bic morula. Sehari sebelumnnya aku sudah mendapatkam sms dari sms center klinik bic morula untuk datang jam 12. Tidak apa pikir kami menunggu sebentar. Datang ke meja pendaftaran, menyerahkan fotocopy ktp suami istri dan fotocopy surat nikah sebagai persyaratan untuk mengikuti program bayi tabung. Lalu kami diarahkan ke tempat duduk ujung yang banyak susternya untuk ditimbang berat badan dan ukur tensi, karena pertama kali datang ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh suster. Setelah itu kami menunggu dipanggil ke ruangan konsultasi pintu 1.
Ohiya alasan kami memilih dr.nando karena rekomendasi dari beberapa teman yang kenal di dunia maya. Sambil menunggu dan menghilangkan rasa bosan, aku mengobrol dengan beberapa pasien disana. Yang pertama mba dini, pasien dr nando dan  Dia baru pertama kali konsul juga. Kisahnya mirip banget denganku sudah ke beberapa dokter dan Rumah sakit tapi masih belum ada hasil, usia pernikahannya pun tidak beda jauh denganku. Lalu yg kedua dengan wanita yang sudah berhasil hamil dengan bantuan ivf, usia kandungannya sudah 8 bulan. Aku meminta beberapa tips darinya agar program bayi tabungku sukses. Mba nya bilang selama 3 bulan bener bener bedrest walaupun tidak ada riwayat kandungan lemah, tapi lebih untuk menjaga saja. Belum mengobrol banyak mba nya sdh dipanggil suster untuk masuk ke ruangan dokter nando. Dan selanjutnya aku mengobrol dengan pasien yg ketiga. Dan aku melihat wanita ini sabar dan tangguh, dari ceritanya dia sudah mengalami beberapa kali keguguran namun tidak ada satupun yang berhasil, mentok di kandungan usia 3 bln. Sampe akhirnya dokter memvonis tidak bisa hamil alami lagi. Dan ivf ini adalah jalan satu-satu nya. Dalam hatiku ikut mendoakannya semoga Allah memudahkan ivf mba ini smpe hamil dan melahirkan. Dan tidak lama aku dipanggil suster untuk ke ruangn dokter nando.
Akhirnya ketemu langsung juga dengan dokter ganteng satu ini, sebelumnya cuma lihat di sosial media dan Tv saja. Kesan pertama berkonsultasi dengan dokter nando adalah ramah, baik banget dan masih muda pula, serta dokter nando menjelaskan kepada ku dan suami dengan bahasa santun dan bahasa yang kami mudah mengerti. Paket komplit dech pokoke hehehe. Pertanyaan pertama yang Dokter tanyakan adalah kabar dan kondisiku serta suami. Aku menceritakan kondisiku yang beberapa bulan lalu terdeteksi ada kista dan suami yang pernah cek sperma ada oligozoosperma. Setelah mengobrol panjang lebar mengenai kondisi kami, selanjutnya dilakukan usg transV. Sambil dokter nando memeriksa, aku dan suami memperhatikan layar tv dan dokter nandopun menjelaskan kondisiku berdasarkan yang terlihat di layar dengan sangat detail. Point2 yang diterangkan oleh dr nando adalah kondisi di dalam rahimku bagus tidak ada kista dan miom. Tapi kondisi telur untuk hari ke 8 masih terlalu kecil dokter nando mengatakan kalau jadwal haidku akan mundur. Kondisi telur di indung telur kiri masih bagus walaupun ada kista coklat 3 cm. Kista coklat inilah yang menjadi penyebab perlekatan sehingga sperma susah masuk. Kalau kondisi di indung telur kanan bagus banget. Setelah usg tranv kami kembali ke kursi. Dan dokter nando mengatakan peluang keberhasilan program ivf untuk kondisi saya saat itu 60%, dan kamipun senang mendengarnya karena masih diatas 50%. Dokter nando juga merekomendasikan untuk dilakukan operasi laparoscopy terlebih dahulu tapi berhubung ekspresi kami berdua yg terlihat keberatan hehee.. jadi dokter nando mengizinkan untuk lanjut program ivf dengan catatan dilihat nanti berapa banyak telur yang dihasilkan pada saat OPU(panen telur) nanti, jika banyak telur yang dipanen bisa lanjut ke ET(embrio transfer) tapi kalo telur sedikit maka prosesnya adala OPU lalu laparoscopy dulu baru ET. Kami pun menyetujuinya dengan hati senang. Disitulah kami merasa dihargai sebagai pasien, dokter memberikan alternatif cerdas dan strategis yang menurut saya keren banget. Dan dari beberapa dokter yang pernah aku temui, dr nandolah yang sangat memperhatikan perasaan pasien. Terima kasih banyak dokter :).
Di akhir konsultasi aku dan suami diberikan lembaran untuk melakukan cek darah, klo tidak salah untuk mengecek apakah bersih dari virus aids, rubella, tokso dll. Boleh di lab mana saja dan boleh hari itu juga. Kami memilih prodia morula, sekalian saja pikir kami saat itu. Tidak beberapa lama menunggu aku dan suami diambil darah. Darahku diambil sebanyak 2 tabung kecil. Dan hasilnya bisa diambil nanti pada saat konsultasi selanjutnya. Untuk harga obat, cek darah dll aku serahkan ke suami suami semua agar aku lebih fokus ke diri aku dan supaya tidak stress. Setelah mengurus pembayaran kami kembali ke meja pendaftaran untuk mendaftar kedatangan kami di tgl 15 mei 2017. Untuk melihat berapa tebalnya dinding rahim. Dan kami dapat yang jam 9.30.
Setelah urusan beres kami menuju restoran sebrang rs morula. Restoran cikang namanya, dan kami melihat dokter ivan sini bersama teman2nya, tampaknya sedang reonian heheee. Untuk lauk pauk yang kami pesan rasanya lumayan enak dan porsi nya banyak. Setelah kenyang kami pulang dan sampe kebon jeruk hujan..hehee.. lumayanlah ujan-ujanan berdua sama misua.. tambah romantis gimana gitu. Lanjut ke part 4 ya...

Rabu, 06 September 2017

My ivf journey part 2 : persiapan ivf

Ini kelanjutan dari perjalanan program kehamilanku untuk cerita selengkapnya ada My ivf journey part 1 : keputusan intuk ivf saja.
Setelah suami sudah menyetujui untuk lanjut ke tahap ivf di bic morula. Dan yang paling penting kami sudah merasa siap baik itu secara mental fisik dan financial, maka kami berdua mencari informasi apa-apa saja yang memberikan peluang lebih besar untuk berhasil. Semua ikhtiar pendukung tingkat keberhasilan ivf ini aku peroleh dari pejuang-pejuang buah hati yang sudah berhasil. Dan berikut usaha yang aku lakukan...
Aku mulai mencari trainer yoga dengan kriteria yang bisa dipanggil ke rumah, wanita dan berjilbab. Alhamdulillah setelah mencari, mba nisa siap membantu. Mba nisa datang seminggu 2 kali lengkap dengan matrasnya dan karena aku bilang yoga khusus untuk fertilas maka mba nisa mengajarkan gerakan dasar yoga dan mba nisa mencontohkan beberapa gerakan untuk fertilitas. Dan aku bisa mengulang gerakan yang diajarkan tersebut sendiri. Kalo menurut aku yoga ini melatih pernafasan agar lebih panjang dan pastinya badan serta pikiran jadi lebih rilex. Ini  berguna banget pada saat program ivf nanti. Berhubung di bulan juninya sudah memasuki bulan puasa jadi aku stop yoganya, total latihan yoga kurang lebih 7 pertemuan.
Persiapan lainnya, aku mengikuti salah satu fertility survivor yang sudah berhasil hamil. Dan salah satu ikhtiar yang dia lakukan adalah hypnotherapy. Tanpa pikir panjang akupun mengikuti ikhtiarnya. Aku hypnotherapy di YPK Mandiri.  Sistem pembayarannya dilakukan diawal dengan sistem paket, sekitar 1,6 juta untuk 3 kali pertemuan. Terapisnya bernama mba reni sosok yang ramah keibuan dan mengerti betul perasaan seorang fertility survivor. Mba reni selalu siap sedia mendengar curahan hatiku, memberikan afirmasi afirmasi positif dan menyarankan hal-hal yang baik. Diantaranya sholat hajat, sholat dhuha 12 rakaat, shalat subuh di masjid bareng suami, dan setiap ke masjid memasukan uang ke kotak amal di masjid tersebut serta bersedekah lebih rajin lagi. Karena afirmasi positif yang mba reni berikan, Alhamdulillah setiap proses bayi tabung yang aku jalani aku merasa lebih rilex tenang dan pasrah.
Ikhtiar yang lain yang aku dan suami lakukan adalah menyenangkan orang tua kami. Pada saat itu, kami sering sekali meminta maaf kepada mereka dan minta didoakan agar dimudahkan mendapatkan keturunan.
Selain itu kami berikhtiar dengan cara membagi bagikan sembako ke kampung suami dan juga tempat tinggalku,dengan harapan mudah-mudahan bersama doa mereka, Allah membukakan pintu-pintu langit Nya, hingga doa kami dapat terkabul.
Kemudian selain yoga, hypnotherapy, minta maaf kepada kedua orangtua-mertua dan bersedekah. Aku juga mempersiapkan nutrisi dan gizi. Aku menganggapnya tidak kalah penting karena nanti akan berpengaruh ke sel telurku nanti pada saat stimulasi. Aku sudah dari beberapa bulan rutin banyak makan buah dan sayur. Dan ketika sudah memasuki suntik menyuntik aku mengkonsumsi buah dan sayur organik saja. Selain itu untuk toiletres aku menggunakan produk yang tidak berpengawet dan aman untuk yang sedang program kehamilan seperti aku ini. Untuk suami juga aku sering berikan jus sayur dan buah agar spermanya bagus pada saat nanti ivf.
Itu serangkaian beberapa persiapan kami sebelum dan ketika sudah menjalani proses ivf. Untuk kelanjutannya bisa klik ini My ivf journey part 3 #konsultasi perdana

My ivf journey part 1 : keputusan untuk ivf saja

Setiap pasangan yang sudah menikah akan mendambakan kehadiran malaikat kecil di rahimnya, dan hampir dari semua kakak2ku setelah menikah tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan keturunan. Berbeda dengan aku, bulan demi bulan menanti tapi yang hadir si "merah" lagi. Awal awal aku merasa kesal emosi, timbul pertanyaan kenapa yang lain begitu mudah tetapi aku sulit banget. Membayangkanpun ku tidak pernah menjadi salah satu fertility survivor. Tapi pada akhirnya aku menerimanya apapun rencana Allah, aku yakin mampu melewatinya, karena ada suratan Takdir yang Maha Kuasa yang tertulis untuk aku melewati ujianNya ini. Tugasku hanya berdoa dan berikhtiar, namun hasil adalah hak mutlak milik Allah SWT.
Ingin bercerita sedikit, aku menikah di usia 30 tahun, lumayan meleset dari harapanku yang ingin menikah di usia 27 tahun. Karena menikahnya agak telat jadi aku tidak mau menunda hadirnya si buah hati. Setiap bulannya aku berharap tidak haid tapi seiring berjalannya waktu harapan tinggalah harapan, jadwal haidpun semakin kacau. Saat itu aku berfikir, lebih cepat lebih baik, dalam artian cepat memutuskan untuk mengambil langkah apa.  Singkat kata setelah 8 bulan menikah aku dan suami mulai "shoping ke dokter".
Ketika pertama kali konsultasi ke dokter obygin, dokter menyatakan rahimku bersih tidak ada miom dan kista. Dokterpun hanya memberikan bbrpa vitamin. Karena dalam waktu 3 bulanan belum ada hasil akupun pindah dokter. Di dokter selanjutnya aku dibuatkan surat pengantar untuk Cek darah, Hsg, test sperma, dan dokterpun memberikan resep obat penyubur. Untuk hasil hsg Alhamdulillah kedua tuba ku paten. Plong rasanya. Setelah itu, minum obat penyuburpun dimulai dan dokter memberikan jadwal untuk berhubungan suami istri secara rutin di masa2 subur. Namun hasilnya masih nihil haid pun datang dengan tepat pada waktunya. kami kembali lagi ke dokter untuk meminta penjelasan kenapa belum berhasil,  Kemudian dokter menerangkan kalau sebenarnya kondisi telurku bagus sperma suami tidak ada masalah seharusnya bisa hamil dan dokter mengatakan untuk langsung inseminasi saja. Di depan dokter aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi ketika aku dan suami keluar ruang konsultasi, langsung aku nangis, pada saat itu aku belum siap untuk inseminasi karena aku merasa hasil semua lab ku bagus kenapa harus inseminasi,  aku dan suami memutuskan untuk tidak menjalankan opsi itu.
Selanjutnya, setelah beberapa bulan break dari program kehamilan, aku merasa waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah 1 tahun 5 bulan usia pernikahan kami pada saat itu. Dan haidku pun semakin kacau, siklusnya semakin tidak beraturan dan semakin panjang. Aku pun ke dokter lain dan sudah bertekad bulat dengan tujuan untuk melakukan program kehamilan melalui inseminasi, aku merasa sudah sangat siap dan begitupun dengan suami. Aku memilih klinik infertilitas yang jaraknya dekat dengan rumah dan kantor. Dengan tujuan agar tidak menghabiskan banyak waktu di jalan. Dengan semangat 45 aku dan suami berkonsultasi dengan dokter senior yang namanya sudah terkenal ahli di bidang fertilitas. Kurang lebih 1 setengah jam mengantri, finally ketemu juga dengan dokter yang namanya sudah bersileweran di internet. Jujur kesan pertama melihat dokter tersebut sedikit kurang ramah, tapi aku berfikir yang penting aku bisa hamil gapapa itu hanya hal kecil (berusaha menguatkan hati). Di sesi awal konsultasi aku mengatakan kepada dokter maksud dan tujuan datang kesana "dokter saya mau promil dan sudah siap untuk ke tahap inseminasi karena sudah pernah minum obat penyubur tapi gagal". Dan dokter mengatakan usg tranv dulu ya bu. Karena aku merasa percaya diri, aku yakin dokter akan menyetujui keinginanku untuk insem. Tapi qadarullah, kaget luar biasa ketika dokter menyatakan di indung telurku sudah ada kista sebesar 3 cm. Sambil terkaget kaget karena ada yg tumbuh di indung telurku. Aku bertanya ke dokter "masih bisa kan dok inseminasi dengan kondisi ada kista ini?". Namun kata dokter tidak bisa , dengan tanpa berbasa basi dokter mengatakan " ibu harus operasi laparoscopy dulu ni, kalau kistanya sudah bersih baru bisa inseminasi". Hikss sedih rasanya, harus menerima kondisi pada saat itu. Dan lagi-lagi aku bersama suami untuk memutuskan untuk tidak operasi dulu. Dan aku mewek lagi terus suami meluk sambil bilang kita cari jalan lain ya, pasti Allah punya rencana buat kita berdua. Melihat suami yang begitu tenang dan kuat rasanya ada motivasi untuk bangkit kembali.
Esok harinya aku buka-buka mba google dan mencari "pengobatan lainnya" yg bisa menyembuhkan kista tanpa operasi. Dan setelah mencari via internet tersebut, aku menemukan dokter di daerah tangerang yang bisa mengobati kista dengan cara minum obat-obatan saja. Aku dan suami pun datang ke klinik pribadinya tersebut, ohiya selain praktek di klinik pribadi, dokternya juga praktek di siloam tangerang. Semua resep dan pantangan makanan yang dokter berikan padaku aku jalani. Alhamdulillah dalam 3 bulanan aku treatmen dengan obat untuk kista dan pantang makanan, aku dinyatakan sembuh. Rasanya tidak sia-sia menempuh perjalanan jauh dari rumah ke klinik. Setelah aku dinyatakan kistaku tidak ada dan dokter pun fokus ke suami. Setelah membaca hasil lab, ternyata suamiku ada masalah di sperma. Dokter merekomendasikan untuk memeriksa ke dokter androlog di siloam. Setelah beberapa kali pertemuan dan pemeriksaan dokter memvonis suamiku varikokel tingkat 1 dan harus dioperasi. Entah rasanya apa pada saat itu. Aku tidak tega melihat wajah suamiku yg sedih dan takut. Tapi kami saling menguatkan. Program hamilku, tidak kulanjutkan dengan dokter tersebut. Karena suamiku menolak untuk dioperasi. Aku sangat menghargai pilihan suamiku, karena akupun pernah diposisi suamiku. Program hamil kuhentikan sementara sambil memikirkan jalan lainnya lagi.
Di pertengahan tahun 2016 kami berencana untuk membangun rumah. Fikiran dan tenaga kami fokus untuk segera menyelesaikan pembangunan rumah tersebut. Hingga rumah selesai dan ditempati ada yang hampa rasanya. Karena dirumah baru ada beberapa kamar tapi kamarnya pada kosong hikss belum ada babynya. Disitu saya merasa sedih dan diantara kesedihan itu ada saja omongan orang yang tidak enak didengar. Mereka mungkin tidak tau perjuangan aku dan suami. Tapi aku rasanya tidak perlu membalas omongan mereka, aku abaikan saja. Mereka berkata demikian karena mereka dengan mudahnya mendapatkan buah hati, jadi aku berusaha memaklumi.
Aku merasa ini waktunya untuk memulai berikhtiar kembali untuk mendapatkan buah hati. Aku yang hobby berselancar mencari cari cari informasi melalui ig dimana klinik infertilitas yang bagus n nyaman untuk kami. Aku dan suami menghadiri beberapa kali seminar fertilas. N finally... kami memutuskan untuk lompat langsung program kehamilan melalui ivf dan kami memilih klinik bic jakarta. Memilih klinik ini karena rekomendasi dari beberapa orang yang sudah berhasil memperoleh buah hati dengan jalan ivf ini. Cerita selanjutnya ada disini My ivf journey part 2 : persiapan ivf